Isi dari title tag JAVATECH | News, Smartphone, Fotografi

Thursday, 10 December 2015

Memahami Dasar Ukuran Lensa Kamera DSLR

Memahami Dasar Ukuran Lensa Kamera DSLR


Lensa dibuat dengan berbagai ukuran yang menentukan focal length. Semakin panjang focal length-nya, semakin sempit view-nya tapi semakin dekat dengan objek. Semakin pendek, semakin lebar pandangan yang kita dapat tapi objek akan tampak jauh dalam foto.
Lensa standar disebut lensa prime atau fix dan tidak memiliki fasilitas zoom. Ini berarti satu lensa hanya satu ukuran focal length. Biasanya ia menghasilkan gambar yang lebih tajam dibandingkan lensa zoom. Jika kamu menggunakan prime lens, satu-satunya cara untuk mendekat dan menjauhi objek hanya dengan bergerak. Prime lens ada dalam beberapa ukuran, yaitu 24mm, 35mm, 50mm, 85mm, 100mm, 135mm, 200mm, 500mm, and 1000mm. Lensa ukuran 50mm menghasilkan gambar paling tajam pada bukaan aperture terbesar.
Beberapa lensa yang – memang – mahal, bisa memberikan hasil yang dramatis pada foto yang kamu ambil, misalnya lensa zoom 70-200mm f/2.8 yang bisa menghasilkan foto hampir tampak 3 dimensi. Biasanya digunakan untuk foto-foto makro yang menonjolkan detil kecil.
Crowd
foto yang diambil menggunakan lensa zoom 70-200mm f/2.8 oleh Riesling Dream
Ada juga wide-angle lens yang bisa memberikan pandangan lebar dari kiri ke kanan seperti lensa ukuran 17-40mm f/4.0 sehingga memberikan kesan luas dan lega. Biasanya digunakan untuk memotret landscape.
Molo a Pietra
landscape yang dipotret menggunakan wide angle lens oleh Pietro Omar
Seperti yang sudah pernah kita ulas dalam artikel tentang aperture, angka f atau f/stops akan menentukan juga kecepatan lensa. Semakin kecil angkanya, semakin cepat. Lensa dengan angka f/stops kecil harganya lebih mahal, ukurannya lebih panjang, dan lebih berat karena ia menggunakan banyak kaca untuk mengatur cahaya di dalamnya. Ia bisa memotret lebih baik dengan cahaya rendah dan menghasilkan DoF yang sempit. Lensa zoom yang cepat ada pada ukuran f/stops terkecil 2.8, sementara zoom yang lambat ukuran f/stops terkecilnya 5.6. Lensa fixed yang cepat angka f/stops terkecilnya 1.4 dan 2, sementara yang lambat adalah f/2.8 atau f/4.
Kit lens, atau lensa yang biasanya datang satu paket dengan kamera, adalah lensa zoom dengan range 18-55mm yang termasuk lensa lambat. Jika sudah cukup mengenal dasar-dasar memotret, mungkin kamu ingin mencoba lensa fixed 50mm yang hasilnya bagus tapi harganya terjangkau. Setelah beberapa lama, mungkin kamu akan ingin menabung untuk membeli lensa yang lebih panjang, atau mungkin lensa wide angle sesuai keperluan memotretmu. Mungkin juga kamu harus coba terus menerus memakai satu lensa dalam waktu yang lama sampai kamu benar-benar memahami fungsinya dan mengenal “sweet spot”-nya untk menghasilkan foto terbaik.
Terlepas dari semua ukuran lensa diatas, orang di balik lensa yang lebih menentukan hasil akhir dari foto-foto yang akan dibuat. Fotografer yang tidak bisa memotret tetap akan menghasilkan foto yang buruk meskipun lensanya super canggih.

Tuesday, 8 December 2015

10 Pengetahuan Dasar Untuk Fotografer Pemula



Fotografi bukanlah soal bagaimana cara anda menekan tombol shutter. Fotografi juga membutuhkan jiwa seni yang tergolong rumit. Ia bukan hanya sekedar hobi melainkan rasa, dan inovasi karya yang selalu berkembang.
Anda membeli sebuah kamera kompak / DLSR yang harganya jauh lebih mahal dari kamera biasa hanya untuk sekedar jepret sana sini tapi tak mau mengembangkan keahlian, saya pikir hal itu hanyalah pemborosan isi kantong anda saja. Jika untuk sekedar berfoto ria lebih baik menggunakan kamera biasa seperti kamera ponsel atau kamera saku. Tapi saya yakin kalau Anda berada di blog ini karena ingin mengetahui lebih lanjut tentang fotografi.
Belajar fotografi sebaiknya step by step. Jangan terlalu cepat melangkah ke tahap yang sulit jika tak tahu dasarnya dimulai dari mana. Karena itu hanya akan membuat Anda bertanya-tanya, bingung, dan akhirnya Anda akan kembali lagi ke tahap awal.
Disini saya telah menulis beberapa tutorial dasar fotografi yang sangat penting dipelajari oleh para pemula. Dan saya yakin para ahli lainnya juga akan merekomendasikan ilmu yang sama. Berikut beberapa pengetahuan dasar fotografi yang perlu Anda pelajari: 
1. Mengenal Kamera
Rekomendasi pertama adalah mengenal bagian-bagian penting kamera dan juga fitur serta kemampuan kamera Anda. Sebagai fotografer sudah seharusnya Anda menyatu dengan kamera Anda. Kenali dan pelajari fungsi dari tiap-tiap tombol yang tersebar di kamera Anda. Silahkan baca di sini untuk mengetahui bagian-bagian pada kamera beserta fungsinya.
2. Cara Menekan Tombol Shutter
Tombol shutter adalah tombol yang Anda tekan untuk mengambil gambar (memotret). Cara menekan tombol shutter pada kamera DSLR berbeda dengan cara menekan tombol shutter pada kamera ponsel, saku (pocket) atau sekelasnya. Silahkan baca di sini untuk mengetahui cara yang benar menekan tombol shutter.
3. Mengenal Eksposur (Exposure)
Eksposur merupakan nyawa dari fotografi. Jadi, sangat direkomendasikan untuk Anda mengetahui dan menguasai apa saja yang berhubungan dengan eksposur ini. Baca di sini untuk mengenal apa itu eksposur.
4. Mengenal Segitiga Eksposur (Exposure Triangle)
Eksposur dibentuk oleh 3 elemen / pengaturan yang disebut segitiga eksposur. Sedangkan 3 elemen tersebut adalah:

1.            Shutter speed 
2.            Aperture / difragma
3.            ISO 
Setelah menguasai eksposur dan segitiga eksposur Anda bisa melakukan percobaan / praktek dengan menggunakan anda.
5. Tentang Lensa
Kamera terbagi dua yaitu bodi (gear) dan lensa yang dihubungkan ke bodi kamera. Dan berikut artikel yang membahas tentang lensa:

·                     Mengenal jenis-jenis lensa
·                     Penjelasan kode pada lensa
·                     Cara menggunakan fokus pada lensa

6. Teknik Pengambilan Gambar (Type of Shot)
Ada cara yang benar yang diberlakukan sesuai kaidah fotografi untuk bagaimana cara mengambil gambar yang benar. Aturan ini disebut Teknik Pengambilan Gambar (Type of Shot).
7. Mengenal Sudut Pandang (Angle)
Selain teknik pengambilan gambar, sangat direkomendasikan juga untuk Anda mengetahui macam-macam sudut pandang (angle).
8. Tentang Fokus
Terbentukya fokus ini didukung oleh berapa hal. Anda perlu mengetahui apa saja yang berhubungan dengan fokus.

·                     Cara menggunakan fokus pada lensa
·                     Cara mengatur AF Point atau titik area fokus
·                     Mengenal DOF atau Depth of Field

9. Settingan Kamera dan Teknik Motret
Ada beberapa settingan kamera yang perlu Anda kuasai dan ini berhubungan erat dengan hasil pemotretan atau kata lain mendukung hasil foto dan kreasi Anda. Selain itu, perlu juga untuk Anda mengetahui beberap teknik dasar yang dibutuhkan dalam pemotretan.

·                     Mengenal Light Meter dan fungsinya
·                     Mengenal macam-macam jenis shooting pada Drive Mode
·                     Mengenal White Balance (WB) dan cara penggunannya
·                     Mengenal Picture Style dan cara menggunakannya
·                     Mengenal Rule of Thirds atau aturan pertiga

10. Mengenal Genre Fotografi
Seperti seni lainya yang memiliki banyak aliran (genre), maka fotografi juga memiliki banyak aliran fotografi. Ada beberapa genre fotografi yang umum dan populer yang perlu Anda ketahui.

Sekali lagi saya ingatkan untuk belajar secara bertahap. Terus lakukan uji coba dan bermainlah dengan kamera Anda. 


Mengenal Eksposur Pada Kamera DSLR





Eksposur (exposure) secara bebas disebut juga pencahayaan. Eksposur merupakan inti dalam fotografi yang juga memainkan peran utama dalam menentukan baik atau buruknya kualitas foto Anda.

Pada kamera SLR telah disediakan beberapa pilihan eksposur yang bekerja secara auto untuk keperluan tertentu seperti memotret olahraga, kebang api, closeup, dll. Semua pilihan tersebut secara umum disebut juga mode pemotretan.
Namun sayangnya eksposur auto hanya bekerja sesuai kehendak program, bukan sesuai kemauan Anda. Maka terkadang hasil foto menggunakan eksposur auto berbeda dengan yang Anda harapkan. Oleh sebab itu, sejatinya eksposur yang lebih baik itu adalah yang dibentuk secara manual sesuai keinginan Anda. 
Pada artikel ini kita akan mengenal dasar eksposur agar nantinya Anda bisa dengan mudah menggunakan eksposur secara manual.
Eksposur terbentuk dari 3 pengaturan utama yaitu:
1. Shutter Speed

Saat Anda menekan tombol shutter untuk memotret, maka tirai rana akan terbuka lalu menutup kembali dengan rentang waktu tertentu. Nah! Lamanya waktu tirai rana itu terbuka lalu menutup kembali itulah yang disebut shutter speed. Perhatikan gambar di bawah ini:

Anda bisa mengatur rentang waktu (shutter speed) tersebut secara manual sesuai keinginan Anda.
2. Aperture / Diafragma

Bila pada shutter speed mengenai rentang waktu terbukanya tirai rana, maka pada aperture / diafragma adalah besar kecilnya bukaan pada lensa. Untuk mengetahui seperti apa bentuk bukaan lensa tersebut silahkan lihat gambar di bawah ini:


3. ISO

ISO adalah ukuran seberapa sensitif sensor kamera terhadap cahaya. Simpelnya agar mudah Anda pahami bahwa ISO adalah pengaturan untuk menentukan tinggi rendahnya pencahayaanpada hasil foto Anda.

Ketiga pengaturan di atas dikenal sebagai segitiga eksposur (exposure triangle). Ketiganya saling berkaitan dan hasil kolaborasi dari ketiga pengaturan tersebut itulah yang menciptakan sebuah eksposur / pencahayaan. 

Lantas bagaimana ketiga pengaturan tersebut bekerja dan membentuk sebuah eksposur?

Seperti yang saya jelaskan di atas tentang shutter speed, bahwa tirai rana akan terbuka dan menutup saat Anda memotret. Nah! Pada saat tirai rana itu terbuka, sensor akan melakukan pengambilan gambar dan di saat yang bersamaan pula cahaya yang menentukan terang dan gelapnya hasil foto Anda juga ikut masuk melalui tirai tersebut.

Jadi, semakin lama waktu tirai itu terbuka (shutter speed lambat) maka semakin besar peluang cahaya masuk, dan hasilnya foto Anda akan semakin terang. Seperti itulah cara kerja shutter speed.

Kemudian untuk cara kerja aperture yaitu semakin besar pembukaan pada lensa maka semakin banyak pula cahaya yang masuk, dan hasilnya foto Anda juga akan terang. 

Oleh sebab itu shutter speed dan aperture harus seimbang dan bekerjasama sesuai kondisi cahaya di tempat Anda memotret.

Lalu bagaimana dengan ISO?

Tidak selalunya Anda berhadapan dengan kondisi cahaya yang cukup terang. Akan ada saat di mana Anda memotret pada situasi yang minim cahaya seperti dalam ruangan atau di malam hari. Pada kondisi seperti itu Anda membutuhkan pengaturan dukungan dari ISO untuk memaksimalkan kualitas cahaya pada foto Anda.

Mudahkan? Anda harus bisa memahami cara kerja eksposur secara manual agar tidak selalu bergantung pada mode auto.


Cara Menekan Tombol Shutter Yang Baik dan Benar

Tombol shutter adalah tombol yang Anda pencet ketika memotret. Bagi yang pertama kali menggunakan kamera biasanya belum tahu cara menekan tombol ini dengan benar. Nah! Kalau memang Anda masih pemula sebaiknya simak artikel ini sampai selesai. Tapi bila Anda seorang yang "pro" mungkin tutorial ini bukan kelas Anda. hehe..

Ada aturan dan tata cara yang diberlakukan untuk menekan tombol shutter pada kamera. Dan saya akan memberikan petunjuk penggunaannya dalam dua metode.

A. Menekan Tombol Shutter Dengan Auto Focus (AF)
1.    Siapkan kamera Anda dan nyalakan sekarang. Cari tombol fokus pada lensa kamera Anda. Tombol ini terdiri dari dua mode yaitu Auto Focus (AF) dan Manual Focus (MF).Kalau sudah ketemu maka aktifkan ke mode AF. 
2.       Arahkan kamera pada salah satu objek di sekitar Anda (terserah objeknya apa). 
3.   Tekan separuh tombol shutter (perhatikan gambar di atas) dan tahan dalam posisi itu (tapi jangan tekan penuh ya). Fokus akan bekerja secara automatis untuk mengunci objek. 
4.     Perhatikan layar viewfinder Anda, ketika objek terkunci maka ditandai dengan kedipan warna merah pada titik fokus. Kalau Anda melihat titik fokusnya memberi isyarat kedipan warna merah maka berarti objek telah terkunci alias sudah fokus. 
5.    Selanjutnya tekan penuh / full tombol shutter dan tralaa... Kamera melakukan pengambilan gambar. Perhatikan hasil foto Anda, kalau belum fokus maka ulangi lagi cara di atas sampai Anda bisa, lalu silahkan Anda melangkah ke metode kedua.

B. Menekan Tombol Shutter Dengan Manual Focus (MF)
1.      Ubah kembali tombol fokus ke mode MF. Lupa caranya? Baca kembali cara pertama di atas.
2.      Arahkan kamera untuk membidik salah satu objek di sekitar Anda.
3.      Sama seperti sebelumnya, tekan separuh tombol shutter dan tahan pada posisi itu.
4.    Karena ini manual focus maka untuk mengunci objek Anda harus melakukannya dengan cara manual. Putar ring fokusnya (ringnya ada di body lensa). Putar ke kiri atau ke kanan, terserah Anda. Karena saya tidak tahu jenis kamera apa yang Anda gunakan.
5.   Putar perlahan sampai ketemu titik fokusnya. Sama seperti cara di atas, akan ada isyarat kedipan warna merah di layar viewfinder.
6.      Kalau sudah terkunci objeknya, maka tekan penuh tombol shutter untuk mengambil gambar.
7.      Ulangi terus cara di atas sampai Anda bisa.

Untuk pertama kalinya mungkin akan terasa kaku, tapi jika terus dilatih maka Anda akan terbiasa. 

Mengenal Bagian-Bagian Kamera Serta Fungsinya


Tidak kalah penting untuk dibahas adalah mengenal bagian-bagian utama pada kamera. Termasuk fungsi dari tombol-tombol yang tersebar di seluruh body kamera.

Apakah ini perlu?

Jawabannya adalah sangat perlu. Karena untuk bekerja maksimal dengan kamera Anda maka sudah seharusnya Anda mengetahui kegunaan dari semua bagian-bagian penting pada kamera Anda. Selain itu, cara ini juga akan membantu Anda untuk lebih mudah mengikuti instruksi penggunaan kamera.
Sebagai contoh di sini saya akan menampilkan gambar kamera canon EOS 600D. Bila kamera Anda dari merk lain, jangan khawatir. Semua kamera memiliki fitur dan bagian-bagian yang mirip hanya berbeda tempat dan nama saja sedangkan fungsinya tetaplah sama. Berikut bagian-bagian pada kamera beserta fungsinya:

Keterangan:

1.    Lensa merupakan bagian pokok dari kamera yang bekerja sama dengan body kamera. Untuk fungsinya saya pikir tidak perlu saya jelaskan lagi secara panjang lebar di sini.
2.    Tombol Stabilizer (IS, VR, VC) yang berfungsi untuk menstabilkan getaran oleh tangan (hand shake) saat memotret yang berpotensi membuat hasil foto menjadi motion / blur. Prinsip kerja fitur ini adalah dengan mengandalkan sebuah gyrosensor yang mendeteksi getaran pada kamera dan melakukan kompensasi secara mekanik untuk meredam getaran itu. Namun tidak semua lensa memiliki fitur ini.
3.    Tombol Pembuka Lensa yang fungsinya tidak lain untuk membantu melepaskan lensa dari body. Cara penggunannya yaitu tombol ditekan sambil lensa dilepas dengan cara diputar ke kiri.
4.  Tombol Fokus yang terdiri dari dua mode yaitu Auto Focus (AF) dan Manual Focus (MF). Bila Anda menggunakan mode auto maka berarti kerja fokus digerakkan oleh mesin secara auto. Namun bila memilih mode manual maka kerja fokus Anda yang gerakkan secara manual.
5.   Tombol Pembuka Flash yang digunakan untuk membuka lampu flash pada kamera. Tombol ini hanya berfungsi bila kamera dalam keadaan menyala / standby.
6.    Built-in Flash Light adalah lampu Blitz atau flash diterjemahkan secara bebas menjadi lampu kilat. Fungsi utamanya yaitu untuk membantu pencayaan pada kondisi gelap dengan cara meng-illuminate (mencahayai / menerangi) obyek yang kekurangan cahaya agar terekspos dengan baik.
7.    Tombol Shutter adalah tombol yang Anda tekan untuk mengambil gambar.
8.  Grip salah satu bagian menonjol di bagian kanan anatomi kamera yang fungsinya sebagai pegangan pada kamera. Grip didesain dengan tekstur kasar agar Anda bisa memegang kamera dengan kuat tanpa terpleset ketika memotret. Kesalahan memegang grip merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya hand shake.
9.    Anti Red Eye yang berfungsi sebagai penangkal untuk menghindari mata yang terlihat merah (red eye) pada hasil foto yang merupakan efek dari lampu flash. Masalah ini sering terjadi namun bisa diatasi.
10.Tombol Preview yang gunanya untuk melihat hasil foto Anda pada layar LCD kamera.
11.Tombol Delete yang berfungsi untuk menghapus foto dan data lainnya di dalam kamera.
12.Tombol Navigasi berfungsi untuk membantu Anda mengendalikan program dalam kamera termasuk menggeser pilihan pada menu di kamera. Tidak semua kamera memiliki bentuk tombol navigasi yang sama, ada berupa scroll, analog, dan tombol 4 arah. Pada Canon EOS 600D atau sekelasnya, tombol ini memiliki multi fungsi atau dua peran yaitu sebagai tombol navigasi untuk menggeser pilihan (kiri, kanan, atas, bawah) dan juga sebagai tombol shortcut untuk mengatur white balance (WB), jenis focus, picture style, dan drive mode.
13.Tombol Fn/Q yang berfungsi untuk merubah / mengalihkan fungsi pada tombol navigasi di atas ke fungsi shortcut.
14. Tombol AV mempunyai fungsi untuk mengatur bukaan diafragma atau aperture.
15.Tombol Zoom yang berfungsi untuk memperbesar hasil foto dan juga untuk memperdekat jarak objek ketika Anda mengaktifkan mode livefiew saat memotret.
16.Thumb-Wheel adalah menu untuk memilih dan mengganti mode eksposure / modus pemotretan. Di sini Anda bisa menemukan beberapa mode auto instan yang telah disiapkan khusus seperti untuk memotret olahraga, kembang api, malam hari, closeup, dan juga mode manual (M).
17.Tombol Lifeview yang berfungsi untuk mengganti / mengalihkan layar bidik dari viewfinder ke lifeview yang tampil pada layar LCD. Pada EOS 600D tombol ini juga berfungsi untuk merekam video.
18.Viewfinder adalah jendela bidik yang Anda gunakan untuk melihat objek saat memotret. Pada viewfider ini Anda bisa melihat titik fokus dan informasi lainnya seperti light meter, nilai shutter speed, apperture, ISO, dan metering. Pada bagian viewfinder terdapat karet seperti bantalan yang disebut eye pieces, fungsinya untuk menahan cahaya yang masuk ke viewfinder agar objek terlihat benar-benar real.
19.Tombol Menu untuk menuju menu pengaturan utama kamera, sedangkan Tombol Info untuk mengetahui informasi data termasuk informasi foto-foto Anda.
20. Layar LCD memiliki multi fungsi yaitu yang pertama untuk menampilkan keterangan settingan pada kamera (mode eksposure, shutter speed, aperture, ISO, dll), kemudian untuk melihat hasil foto Anda, dan terakhir sebagai layar bidik besar untuk melihat objek yang akan difoto secara live, yang disebut lifeview.
21. Tombol ISO merupakan tombol shortcut (jalan pintas) untuk mengatur ISO.
22. Dial yang juga berfungsi sebagai navigasi untuk menggeser pilihan pada menu tertentu.
23. Tombol Display fungsinya untuk mengaktifkan mode standby dan untuk menghidupkan kembali dari mode standby. Ketika dalam mode standby kamera masih tetaap dalam keadaan menyala, hanya saja sedang diistirahtkan dan bukan dalam keadaan off. 
24.Tombol ON/OFF adalah tombol yang berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan kamera.


Menghasilkan Foto Bokeh Dengan DSLR Canon dan Lensa Fix

Meskipun lensa zoom pada saat ini sedang jaya-jayanya karena sangat fungsional, lensa prime pun terus menikmati popularitas yang sudah mengakar secara dalam. Meskipun memiliki focal length tetap, lensa prima membanggakan kualitasnya yang mengatasi kekurangan ini, yang sebagian di antaranya adalah "efek bokeh", "gambar bebas goyangan" dan "gambaran yang tajam". Berikut ini, saya akan memfokuskan pada "efek bokeh" lensa prima, dan menjelaskan teknik-teknik tentang bagaimana teknik ini digunakan untuk menangkap potret, genre populer dalam fotografi.


EOS 5D Mark II/ EF50mm f/1.4 USM/ Aperture-priority AE (1/500 det., f/2.0)/ ISO 100/ WB: Daylight

Merekomendasikan penggunaan Lensa Canon EF50mm f/1.4 USM

Dengan mempertimbangkan jarak pemotretan dari subjek potret, saya memilih EF50mm f/1.4 USM, yang memiliki jarak pemfokusan terdekat sekitar 45cm. Dengan aperture diturunkan ke f/2, saya memburamkan bentuk manusia dan benda lainnya di latar belakang secara moderat, sementara mengaktifkan suasana lokasi untuk disampaikan. Dengan memanfaatkan manual focus (MF), saya dapat menetapkan fokus pada mata kanan, yang tidak tercakup oleh titik AF.
Jika harga lensa Canon EF50mm f/1.4 USM terasa berat di kantong anda, mungkin anda bisa menggunakan lensa Canon EF50mm f/1.8 II dengan kisaran harga Rp. 1.100.000. Ulasan Lensa Canon EF50mm f/1.8 II bisa anda baca disini.