Isi dari title tag JAVATECH | News, Smartphone, Fotografi

Saturday, 12 December 2015

Bagian Terakhir Belajar Kamera DSLR Untuk Fotografer Pemula



Ini adalah bagian terakhir dari serial Belajar DSLR Untuk Pemula. Pada bagian yang lalu, kita sudah mengenal bagian-bagian kamera serta fungsinya. Sekarang, kita akan lihat apa yang menjadi bagian paling “menghebohkan” dari kamera DSLR, yaitu lensa.
Salah satu alasan terbesar orang hijrah ke DSLR adalah lensanya yang bisa diganti-ganti sesuai kebutuhan. Fotonela sudah pernah membahas beberapa hal tentang lensa DSLR ini. Artikel-artikel itu adalah tentang:
Kamu bisa coba membaca artikel-artikel diatas sebagai suplemen atau tambahan dari artikel ini.
Lensa, pada dasarnya, adalah serangkaian optik atau kaca yang diatur sedemikian rupa sehingga bisa mengantarkan cahaya menuju sensor kamera. Ada lensa zoom (beberapa ukuran dalam satu lensa, mulai dari jarak paling dekat ke yang paling jauh), lensa fix/prime (satu ukuran saja pada satu lensa), serta lensa-lensa dedicated atau lensa khusus untuk keperluan tertentu seperti macro, wide angle, fisheye, tilt-shift, dan sebagainya.
Kenapa seorang fotografer membutuhkan beberapa lensa yang berbeda?
Karena kemampuan setiap lensa berbeda, dan seorang fotografer akan sampai pada saat dimana ia membutuhkan lensa dengan karakteristik yang berbeda. Misalnya, mereka yang suka memotret benda-benda langit akan membutuhkan lensa tele yang bisa zoom sampai mendekati objek. Mereka yang menggemari portrait akan menyukai lensa dengan bukaan aperture maksimal yang kecil. Mereka yang suka landscape akan memilih lensa ultra wide angle, dan seterusnya


Bagaimana caranya saya tahu lensa apa yang saya butuhkan?
Tentunya berawal dari praktek. Umumnya, lensa pertama yang digunakan pengguna pemula DSLR adalah lensa kit ukuran 18-55mm dengan f/5.6-3.5. Seiring waktu dan penggunaannya, kamu akan mengenali keterbatasan dari lensa ini. Misalnya, bokeh yang kurang maksimal karena bukaan aperture yang tidak terlalu lebar. Atau sulitnya mendapatkan foto candid karena jarak tele-nya yang “hanya” 55mm. Lalu seiring waktu pula kita akan mulai menemukan satu genre yang menjadi favorit kita. Apakah itu macro, landscape, portrait, dan sebagainya. Dari sinilah kamu kemudian akan mencari lensa yang paling cocok dengan kebutuhan, Setelah melalui riset, survey, menbaca referensi kamu pasti bisa menemukan lensa yang paling cocok baik itu secara teknis maupun anggaran.


Kenapa ada lensa yang mahal dan ada yang murah?Banyak variabel yang menentukan harga sebuah lensa. Mulai dari merk sampai kualitas optik. Lensa fix biasanya lebih murah daripada lensa zoom karena rangkaian kaca di dalamnya lebih sederhana. Lensa dedicated akan jauh lebih mahal karena membutuhkan optik khusus untuk mendapatkan efek tertentu. Merk lensa juga menentukan harga. Ini kemudian membuat orang mencari alternatif untuk bisa memasangkan kameranya dengan lensa dari pabrikan lain yang kualitasnya bagus tapi harganya lebih terjangkau. Atau bisa juga digunakan converter yang fungsinya seperti filter tapi bisa menciptakan efek dengan harga jauh lebih murah daripada lensa khusus.
Sekarang, kita akan lihat bagian-bagian umum dari sebuah lensa DSLR. Sebagai contoh, saya pakai lensa fix 50mm:
anatomi lensa
Pada bagian tubuh lensa, atau pipa, kita bisa menemukan informasi sebuah lensa. Berapa ukuran focal lengthnya (pada gambar diatas, 50mm), berapa bukaan aperture maksimalnya, berapa diameternya, dan pada lensa zoom akan tertera angka-angka untuk menandai perubahan focal length dari jauh ke dekat dan sebaliknya. Juga pada beberapa lensa ada penanda infinity (angka 8 rebah) untuk bukaan aperture minimal yang terkecil
Switch auto fokus/manual fokus bisa digunakan sesuai kebutuhan. Auto untuk kepraktisan, sementara manual menawarkan ketepatan. Kamu bisa baca juga artikel tentang menguasai manual fokus dan situasi apa saja yang cocok untuk mode ini.
Jika lensa dalam keadaan MF (Manual Focus), maka ring fokus di bagian ujung bisa diputar-putar untuk menemukan titik fokus yang tepat dan diinginkan. Jangan sekali-kali memutar ring ini pada keadaan AF karena bisa merusaknya secara permanen.
Demikian artikel terakhir untuk seri belajar DSLR ini. Semoga bermanfaat dan bisa kamu praktekkan.........

Thursday, 10 December 2015

Infinix Hot 2 Android One, Harga Murah Rasa Nexus | JAVATECH

Infinix Hot 2 Android One, Harga Murah Rasa Nexus | JAVATECH

Infinix Hot 2 Android One Harga Murah Rasa Nexus

Infinix Hot 2 Android One – Sebelum kamu membeli perangkat ini, pastinya musti mengetahui apa saja yang menjadi nilai lebih dan kekurangan dari Infinix Hot 2 Android One. Kami mencoba merangkum kekurangan dan kelebihan Infinix Hot 2 Android One yang mungkin bisa menjadi indikator buat kamu sebelum memutuskan membeli smartphone 5 inci ini yang bakal dijual secara eksklusif hanya di Lazada

Kelemahan & Kelebihan Android One Infinix Hot 2
Infinix Hot 2 Android One generasi kedua Android One yang masuk Indonesia. Beli di sini.

Perlu kamu ketahui bahwa harga Infinix Hot 2 Android One dibanderol Lazada hanya Rp 1,2 juta. Jika memiliki kelemaan atau kekurangan maka wajar saja. Smartphone Android dengan harga segitu yang hadir di kelas entry-level semestinya akan memiliki segudang nilai minus. Namun, ini bukan berarti bila Infinix Hot 2 Android One tidak memiliki nilai plus.



Kelebihan Infinix Hot 2 Android One

Sebelum masuk ke kelemahan, ada baiknya kita bicara tentang yang baik-baiknya dulu. Apa saja sih kelebihan dari Infinix Hot 2 Android One dibanding dengan perangkat Android lain di rentang harga Rp 1,2 jutaan? Berikut kami rangkum selengkapnya:
  • Harga terjangkau hanya Rp 1,2 juta.
  • Layar jernih dan tajam, IPS 5 inci resolusi HD.
  • Prosesor empat inti dengan clock speed 1,3GHz.
  • RAM lega 2GB.
  • Support memori besar internal (16GB) dan eksternal (hingga 32GB).
  • Kamera depan resolusi cukup tinggi 8 MP untuk ukuran smartphone Android Rp 1,2 jutaan plus autofocus dan LED Flash.
  • Mendapat jaminan update OS Android paling terbaru selama 2 tahun.
Kelemahan Infinix Hot 2 Android One

Nah pada list di atas kami sajikan sederet kelebihan atau nilai plus dari Infinix Hot 2 Android One. Kini tiba saatnya untuk menyajikan apa saja sih kekurangan, kelemahan, serta nilai minus Infinix Hot 2 Android One. Sekali lagi, harga perangkat ini cuma Rp 1,2 jutaan. Jika ada yang kurang sangat bisa dimaklumi karena ini bukan ponsel Android untuk kelas atas.
  • Kepadatan layar kurang untuk ponsel 5 inci hanya 294 ppi.
  • Baterai hanya 2200 mAh namun ini bisa dimaklumi.
  • Belum mendukung 4G LTE.
  • Kamera depan hanya 2 MP namun sekali lagi ini bisa dimaklumi.

Cara Cepat Belajar Manual Fokus

Cara Cepat Belajar Manual Fokus




Beberapa orang tidak begitu suka menggunakan manual fokus karena tidak bisa bergerak refleks dan cepat seperti autofokus yang akhirnya bisa berarti kehilangan momen. Tapi, sebenarnya, manual fokus punya lebih banyak fleksibilitas. Lebih banyak yang bisa ditangkap menggunakan manual fokus dibandingkan auto, dan dengan sedikit pengetahuan tambahan dan latihan, kamu akan lebih mantap menggunakan manual fokus.
focus bracket
inilah focus bracket yang akan membantumu saat menggunakan focus manual. kamu bisa menemukannya di viewfinder ketika membidik objek.
  1. Pastikan diopter pada kameramua diatur dengan benar. Diopter adalah roda slider di sebelah viewfinder dengan tanda -/+ untuk mengatur tampilan focus brackets dan data di viewfinder agar tampak jelas untuk matamu – kalau buram, berarti perlu diatur ulang.
  2. Aturlah mode fokus. Kalau kamu menggunakan lensa AF-S, pindahkan mode fokus ke ‘Single Area’. Ini akan memungkinkanmu mengontrol focus bracket saat menggunakan lensa manual.
  3. Gunakan fitur Focus Confirmation. Ini adalah titik hijau di kiri bawah viewfinder yang akan menyala jika fokus yang didapat sudah benar. Jika titiknya berkedip berarti fokusnya sedikit meleset.
  4. Ingatlah untuk memeriksa focus bracket. Fitur Focus Confirmation yang disebutkan diatas hanya akan mengkonfirmasikan fokus pada apapun yang ada di bawah focus bracket yang sudah dipilih. Jadi akan sia-sia saja berusaha mendapatkan fokus ke wajah seseorang dan berharap titik hijaunya terus menyala kalau focus bracketnya mengarah ke sesuatu di belakang objek. Jika kamera diatur ke fokus Single Area atau Dynamic Area, kamu bisa menggunakan tombol arah untuk memilih bracket yang kamu gunakan. Dimanakah titik fokus? Ini adalah titik merah yang berkedip di area focus bracket ketika kamu menekan tombol shutter setengah jalan. Kamu juga bisa memeriksanya di bagian kiri bawah LCD.
  5. Gunakan teknik. Semakin stabil tanganmu, semakin mudah mendapatkan fokus yang benar. Atur gerakanmu – jika kamu bergoyang menjauhi atau mendekati objek, maka fokus akan terus meleset.
  6. Gunakan zoom in untuk memeriksa ketajaman. Setelah mengatur exposure, gunakan live view untuk zoom in dan melihat apakah fokus sudah benar-benar tajam lalu aturlah fokus dari situ.
  7. Memotretlah dengan aperture tinggi. Kebanyakan lensa akan memberikan gambar tertajam pada f/5.6 sampai f/11 (lebih tinggi dari itu bisa menyebabkan blur akibat difraksi).
  8. Coba gunakan tripod. Untuk latihan manual fokus, kamu bisa menggunakan tripod sebagai alat bantu. Ini bisa memudahkanmu untuk melupakan dulu hal lain seperti bagaimana memegang kamera yang benar dan cukup berkonsentrasi mendapatkan fokus dan komposisi yang benar. Tripod juga akan memastikan kamu mendapat gambar yang tajam karena tidak akan ada goyangan kamera.
  9. Gunakan lensa manual fokus yang benar. Cara terbaik mempelajari fokus manual adalah tentu dengan menggunakan lensa yang seluruhnya manual. Lensa semacam ini punya ring fokus yang lebih halus untuk mendapatkan ketajaman tinggi. Kamu mungkin mengenalnya dengan istilah lensa fixed atau prime.
  10. Berlatih, berlatih, berlatih. Seperti juga tentang semua hal yang membutuhkan keahlian, kamu perlu banyak berlatih untuk menjadi terbiasa. Begitu juga dengan menggunakan fokus manual.

3 Lensa DSLR Yang Sebaiknya Kamu Miliki

3 Lensa DSLR Yang Sebaiknya Kamu Miliki


Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kemampuan seorang fotograferlah yang menentukan bagus atau tidaknya hasil akhir dari sebuah foto. Tapi, di dunia digital ini, dengan semakin banyaknya fitur yang ditawarkan kamera DSLR dan lensa, peralatan juga memegang peranan penting agar seorang fotografer bisa mendapatkan hasil yang ia inginkan. Setelah kamu punya body camera DSLR, saatnya berinvestasi di tiga lensa ‘dasar’ yang sebaiknya kamu miliki.
Hanya ada tiga jenis lensa yang terbukti akan memberikan keuntungan di sepanjang perjalanan fotografi. Mereka adalah:

1. Lensa Medium

50mm
Ini adalah tipe lensa paling umum untuk kamera DSLR dan umumnya digunakan untuk foto-foto mid-range. Lensa medium bisa menangkap apa yang mata kita biasa lihat, sehingga membuatnya menjadi alat yang sempurna untuk portrait. Jika kamu akan membeli lensa medium, pilihan terbaiknya adalah ukuran 50mm dengan f/1.8

2. Lensa Wide-angle

tokina wide angle
Kalau kamu sering membaca artikel tentang kamera DSLR dan fotografi, maka kamu pasti akrab dengan lensa wide-angle. Ini adalah lensa DSLR yang digunakan untuk memotret pemandangan yang lebar dalam jarak yang terbatas (misalnya kalau kamu tidak bisa bergerak mundur lebih jauh untuk mendapatkan pandangan melebar). Tapi, lensa ini juga bisa digunakan untuk menghasilkan lebih banyak kedalaman untuk menghasilkan perspektif yang menarik. Lensa Tokina 11-16mm dengan f/2.8 bisa menjadi pilihan terbaik untuk lensa jenis ini karena mengklaim mampu memberikan pandangan yang sangat lebar tanpa menimbulkan efek fish-eye.

3. Lensa Telephoto

canon85
Pasti keren sekali kalau kamu bisa memotret burung yang sedang bertengger di ketinggian pohon atau memotret candid dari jarak yang aman sehingga objek tidak menyadari kehadiranmu. Ini semua dimungkinkan oleh lensa telephoto yang secara nyaman membuat objek yang sangat jauh jadi tampak dekat. Lensa ini juga hebat dalam hal mengkompres ruang dan menunjukkan proporsi yang benar. Untuk pemula, disarankan Canon 85mm f/1.8 karena bisa memberikan depth of field yang indah.
Sebelum kamu memutuskan untuk melengkapi persenjataanmu dengan lensa-lensa ini, berikut tips untuk membeli lensa DSLR:
Pahami kebutuhanmu – foto macam apa yang ingin kamu tangkap? Apakah kamu berfokus pada landscape ataukah portrait? Kalau kamu punya ide yang jelas tentang pilihan fotografimu, maka ini akan memudahkanmu menemukan lensa DSLR yang tepat.
Disiplin dengan budget - dengan begitu banyaknya pilihan, kamu bisa dengan mudah terlena lalu membeli benda-benda yang sebenarnya tidak kamu perlukan. Untuk memastikan kamu hanya membeli apa yang perlu, buatlah anggaran dan berdisiplinlah dengan apa yang sudah kamu rencanakan.
Baca beberapa review – rajinlah browsing dan membaca review hands-on dari beberapa pakar lensa dan kamera, lihat-lihatlah beberapa hasil jepretan dari lensa yang kamu cari untuk membantu menentukan merk dan ukuran yang paling cocok denganmu.
Bandingkan harga – jangan pernah berpikir bahwa kualitas sebuah lensa DSLR hanya berdasar pada harganya. Saat kamu mencari lensa kamera yang sempurna, perhatikanlah fiturnya lalu bandingkan harganya dengan merk lain yang memiliki fitur sama. Mungkin hal semacam ini terdengar merepotkan, tapi hasilnya akan sangat sepadan.
Kamera DSLR pastinya adalah sebuah alat yang hebat untuk fotografer modern. Tapi, ini bukan alasan untuk jadi korban bujuk rayu iklan. Selalu berpikir dengan jernih, pelajari dasarnya, lalu evaluasi pilihanmu. Ini adalah cara terbaik untuk mendapatkan lensa DSLR yang terbaik untukmu.

Memaksimalkan Fungsi Lensa Kit DSLR

Disaat kamu pertama kali membeli dSLR, mungkin body camera akan dibeli satu paket dengan kit lens atau lensa bawaan. Pada umumnya 18-55mm f/3.5-5.6 seperti yang datang bersama Nikon D3100 yang saya gunakan. Lensa ini bagus untuk memotret dengan wide angle sampai jarak medium. Lensa zoom ini tidak termasuk lensa cepat (seperti yang sudah kita bahas pada post sebelumnya), tapi jangan berkecil hati dulu. Bila kamu mengenal dan menggunakannya dengan benar, dia bisa menghasilkan foto-foto yang kualitasnya tidak jauh beda dengan lensa-lensa mahal.
Lensa Kit Nikon 18-55mm
Lensa Kit Nikon 18-55mm
Carilah Sweet Spot pada lensamu. Semua lensa punya sweet spot, ini adalah titik dimana lensa bisa menghasilkan gambar tertajamnya. Lensa ukuran 18-55mm f/3.5-5.6 punya sweet spot di sekitar f/8. Kamu, tentunya, bisa memotret dengan bukaan aperture lebih tinggi atau rendah dari itu tanpa masalah. Tapi untuk ketajaman maksimal, gunakan angka f/8 untuk aperture.
Bergabunglah dengan cahaya. Karena kit lens tidak termasuk lensa cepat, maka dia tidak bekerja dengan baik dengan pencahayaan rendah. Tapi dibawah cahaya terang, ia bisa jadi luar biasa. Manfaatkan matahari di saat hari cerah, dan kamu akan mendapatkan foto-foto yang bagus.
Stabilkan tanganmu. Karena teknik memegang kamera sangat berpengaruh dalam menentukan ketajaman foto. Terutama di tempat-tempat bercahaya rendah. Berlatihlah memantapkan pegangan tanganmu. Tapi ini tentu hanya berlaku kalau kamu tidak memiliki tripod atau tidak ada permukaan datar untuk meletakkan kameramu.
Gunakan pengaturan yang “menurun” saat kamu harus memotret di dalam ruangan atau dengan pencahayaan rendah.
  • Jangan menggunakan zoom in terlalu dekat, melebar saja. Zoom in akan mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke kamera.
  • Naikkan ISO. Tapi, tentu, ISO yang tinggi akan mengakibatkan noise pada fotomu.
Pakailah angka tengah. Ini sama dengan sweet spot pada bukaan aperture, angka terbaik untuk mendapatkan gambar tertajam ada di bagian tengah lensa atau sekitar 35mm. Ini juga jarak yang bagus untuk membuat portrait yang indah. Pada jarak 35mm, atau setara dengan 52mm pada sensor .5 atau .6, pembesaran yang dihasilkan lensa paling sedikit memberikan “gangguan” gambar terutama pada garis-garis lurus.
Tidak perlu kuatir tentang membeli lensa yang lebih mahal kalau saat ini kamu sudah punya kit lens. Manfaatkan dulu karena sekarang kamu sudah tahu bagaimana memaksimalkannya.

Mengenal Jenis - Jenis Lensa Dan Kegunaannya

Mengenal Jenis - Jenis Lensa Dan Kegunaannya



Seperti yang kamu mungkin sering dengar di televisi akhir-akhir ini; lensa adalah kekuatan kamera SLR. Ada banyak sekali jenis lensa di dunia fotografi dengan kegunaan, kelebihan, dan kekurangannya masing-masing. Untuk kamu yang mungkin belum begitu paham, berikut daftarnya:
Fisheye: Tidak ada manfaat spesifik, kecuali memberikan efek mata ikan. Baca juga penjelasan lebih spesifiknya di artikel yang ini.
Ultra-wide rectilinear, lebih lebar dari 19mm: Biasanya untuk memotret interior, dengan ruang terbatas tapi dibutuhkan pandangan menyeluruh di dalam sebuah ruangan.
Ultra-wide-angle (19, 20, 21, atau 24mm): Satu dari empat atau lima lensa penting untuk profesional, sangat berguna untuk seniman dan pemula yang sudah mengenal dasar fotografi. Digunakan untuk landscape, interior, street photography, foto massa, dan sebagainya. Masih jarang orang menggunakan lensa ukuran ini untuk fotografi sehari-hari.
Ultra-wide-angle zoom (lebar ujungnya 20mm atau lebih lebar): Berguna jika seorang fotografer mau membawa sebuah lensa berat dan bukannya tiga yang lebih ringan, atau mereka yang menyukai efek flare. Kadang berpasangan dengan lensa zoom 80-200mm sebagai dua lensa penting profesional.
Wide angle: Sekarang lensa ukuran 24mm lebih sering digantikan oleh 20mm dan lensa 35mm telah menjadi focal length yang dianggap normal, sehingga diantara keduanya hadirlah focal length fixed yaitu 28mm. Berguna untuk melakukan pemotretan apapun (terutama untuk street photography, art, photojournalism, dan portret lingkungan) dimana tampilan lebar dibutuhkan.
Shift: Untuk memotret bangunan. Memperbaiki lengkungan pada garis yang diakibatkan oleh masalah perspektif.
Tilt shift: sama dengan lensa shift, sekarang biasanya digunakan untuk memberi efek miniatur, juga untuk memotret landscape dengan porsi foreground yang banyak.
Zoom 28-200mm untuk segala keperluan: jarang dipakai karena range focal-nya yang terlalu lebar sehingga tidak bisa menghasilkan foto yang kualitasnya baik.
Lensa fixed normal (35mm): Ini adalah focal length yang paling mudah digunakan untuk memotret, tapi seringkali digantikan oleh lensa zoom. Sering digunakan untuk street photography.
Normal/standard (50mm): Berguna untuk memotret jarak dekat. Bagus untuk belajar disiplin bagi mereka yang sudah terbiasa menggunakan lensa zoom. Jika digunakan oleh mereka yang ahli, bisa menghasilkan foto serupa wide angle juga telephoto.
Macro/micro: Untuk memotret bunga, serangga, bola mata, bulu mata, barang-barang kecil, sarang laba-laba yang dihiasi embun, dan semacamnya. Lensa hobi yang sangat populer, karena fotografer makro adalah salah satu tipe fotografer paling antusias yang seringnya memotret hal-hal menyenangkan.
Normal super cepat (f/2, f/1.2): Digunakan oleh mereka yang suka depth of field yang sangat terbatas. Biasanya untuk membuat portrait, juga untuk mereka yang suka bokeh.
Zoom standard (35-70mm, 28-105mm, 35-135mm, dsb.): Digunakan untuk memotret dibawah cahaya terang – biasanya snapshot, pemandangan, mobil, foto perjalanan, foto-foto underexposedm dan foto yang meledak karena flash dari kamera. Berguna untuk foto-foto yang sangat umum.
Lensa fixed 135mm: Jarang digunakan atau dimiliki. Umumnya hanya menjadi lensa standard 35mm jika digunakan pada kamera rangefinder.
Zoom medium cepat: Untuk profesional, ini adalah lensa sehari-hari. Untuk pemula, jarang digunakan. Sangat mahal, besar, dan berat tapi kualitasnya setara lensa fixed yang lebih murah.
Short tele (75, 77, 80, 85, 90, 100, atau 105mm): Untuk portrait, landscape ketat, foto wajah, beauty dan fashion. Biasanya kit lens yang datang bersama body camera juga dalah zoom standard seperti ini.
Lensa fixed lambat 180mm atau 200mm: Ringan dan mudah dibawa.
Telephoto zoom standard (70 atau 80 atau 180, 200, atau 210): Baik itu cepat atau lambar, lensa ini bagus untuk kebanyakan fotografer, pro maupun pemula. Digunakan untuk segala jenis action, aktivitas, fashion, portrait, foto wajah, reportase, olahraga, wildlife, landscape dan alam. Bisa mencakup range telephoto yang dibutuhkan kebanyakan fotografer – setidaknya sampai mereka mulai tertarik untuk memotret burung.
300mm cepat: Untuk fashion, katalog, fashion show, olahraga, alam, pertunjukan pesawat terbang. Lensa yang penting untuk profesional, juga untuk fotografer alam. Agak sulit digunakan oleh pemula kecuali untuk memotret serangga.
400mm: Serangga, olahraga, dan burung. Juga untuk memotret pertandingan sepak bola dengan fokus pada pemain secara individu.
500mm: Serangga dan burung.
600mm: Serangga.