Isi dari title tag JAVATECH | News, Smartphone, Fotografi

Thursday 10 December 2015

3 Lensa DSLR Yang Sebaiknya Kamu Miliki

3 Lensa DSLR Yang Sebaiknya Kamu Miliki


Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kemampuan seorang fotograferlah yang menentukan bagus atau tidaknya hasil akhir dari sebuah foto. Tapi, di dunia digital ini, dengan semakin banyaknya fitur yang ditawarkan kamera DSLR dan lensa, peralatan juga memegang peranan penting agar seorang fotografer bisa mendapatkan hasil yang ia inginkan. Setelah kamu punya body camera DSLR, saatnya berinvestasi di tiga lensa ‘dasar’ yang sebaiknya kamu miliki.
Hanya ada tiga jenis lensa yang terbukti akan memberikan keuntungan di sepanjang perjalanan fotografi. Mereka adalah:

1. Lensa Medium

50mm
Ini adalah tipe lensa paling umum untuk kamera DSLR dan umumnya digunakan untuk foto-foto mid-range. Lensa medium bisa menangkap apa yang mata kita biasa lihat, sehingga membuatnya menjadi alat yang sempurna untuk portrait. Jika kamu akan membeli lensa medium, pilihan terbaiknya adalah ukuran 50mm dengan f/1.8

2. Lensa Wide-angle

tokina wide angle
Kalau kamu sering membaca artikel tentang kamera DSLR dan fotografi, maka kamu pasti akrab dengan lensa wide-angle. Ini adalah lensa DSLR yang digunakan untuk memotret pemandangan yang lebar dalam jarak yang terbatas (misalnya kalau kamu tidak bisa bergerak mundur lebih jauh untuk mendapatkan pandangan melebar). Tapi, lensa ini juga bisa digunakan untuk menghasilkan lebih banyak kedalaman untuk menghasilkan perspektif yang menarik. Lensa Tokina 11-16mm dengan f/2.8 bisa menjadi pilihan terbaik untuk lensa jenis ini karena mengklaim mampu memberikan pandangan yang sangat lebar tanpa menimbulkan efek fish-eye.

3. Lensa Telephoto

canon85
Pasti keren sekali kalau kamu bisa memotret burung yang sedang bertengger di ketinggian pohon atau memotret candid dari jarak yang aman sehingga objek tidak menyadari kehadiranmu. Ini semua dimungkinkan oleh lensa telephoto yang secara nyaman membuat objek yang sangat jauh jadi tampak dekat. Lensa ini juga hebat dalam hal mengkompres ruang dan menunjukkan proporsi yang benar. Untuk pemula, disarankan Canon 85mm f/1.8 karena bisa memberikan depth of field yang indah.
Sebelum kamu memutuskan untuk melengkapi persenjataanmu dengan lensa-lensa ini, berikut tips untuk membeli lensa DSLR:
Pahami kebutuhanmu – foto macam apa yang ingin kamu tangkap? Apakah kamu berfokus pada landscape ataukah portrait? Kalau kamu punya ide yang jelas tentang pilihan fotografimu, maka ini akan memudahkanmu menemukan lensa DSLR yang tepat.
Disiplin dengan budget - dengan begitu banyaknya pilihan, kamu bisa dengan mudah terlena lalu membeli benda-benda yang sebenarnya tidak kamu perlukan. Untuk memastikan kamu hanya membeli apa yang perlu, buatlah anggaran dan berdisiplinlah dengan apa yang sudah kamu rencanakan.
Baca beberapa review – rajinlah browsing dan membaca review hands-on dari beberapa pakar lensa dan kamera, lihat-lihatlah beberapa hasil jepretan dari lensa yang kamu cari untuk membantu menentukan merk dan ukuran yang paling cocok denganmu.
Bandingkan harga – jangan pernah berpikir bahwa kualitas sebuah lensa DSLR hanya berdasar pada harganya. Saat kamu mencari lensa kamera yang sempurna, perhatikanlah fiturnya lalu bandingkan harganya dengan merk lain yang memiliki fitur sama. Mungkin hal semacam ini terdengar merepotkan, tapi hasilnya akan sangat sepadan.
Kamera DSLR pastinya adalah sebuah alat yang hebat untuk fotografer modern. Tapi, ini bukan alasan untuk jadi korban bujuk rayu iklan. Selalu berpikir dengan jernih, pelajari dasarnya, lalu evaluasi pilihanmu. Ini adalah cara terbaik untuk mendapatkan lensa DSLR yang terbaik untukmu.

Memaksimalkan Fungsi Lensa Kit DSLR

Disaat kamu pertama kali membeli dSLR, mungkin body camera akan dibeli satu paket dengan kit lens atau lensa bawaan. Pada umumnya 18-55mm f/3.5-5.6 seperti yang datang bersama Nikon D3100 yang saya gunakan. Lensa ini bagus untuk memotret dengan wide angle sampai jarak medium. Lensa zoom ini tidak termasuk lensa cepat (seperti yang sudah kita bahas pada post sebelumnya), tapi jangan berkecil hati dulu. Bila kamu mengenal dan menggunakannya dengan benar, dia bisa menghasilkan foto-foto yang kualitasnya tidak jauh beda dengan lensa-lensa mahal.
Lensa Kit Nikon 18-55mm
Lensa Kit Nikon 18-55mm
Carilah Sweet Spot pada lensamu. Semua lensa punya sweet spot, ini adalah titik dimana lensa bisa menghasilkan gambar tertajamnya. Lensa ukuran 18-55mm f/3.5-5.6 punya sweet spot di sekitar f/8. Kamu, tentunya, bisa memotret dengan bukaan aperture lebih tinggi atau rendah dari itu tanpa masalah. Tapi untuk ketajaman maksimal, gunakan angka f/8 untuk aperture.
Bergabunglah dengan cahaya. Karena kit lens tidak termasuk lensa cepat, maka dia tidak bekerja dengan baik dengan pencahayaan rendah. Tapi dibawah cahaya terang, ia bisa jadi luar biasa. Manfaatkan matahari di saat hari cerah, dan kamu akan mendapatkan foto-foto yang bagus.
Stabilkan tanganmu. Karena teknik memegang kamera sangat berpengaruh dalam menentukan ketajaman foto. Terutama di tempat-tempat bercahaya rendah. Berlatihlah memantapkan pegangan tanganmu. Tapi ini tentu hanya berlaku kalau kamu tidak memiliki tripod atau tidak ada permukaan datar untuk meletakkan kameramu.
Gunakan pengaturan yang “menurun” saat kamu harus memotret di dalam ruangan atau dengan pencahayaan rendah.
  • Jangan menggunakan zoom in terlalu dekat, melebar saja. Zoom in akan mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke kamera.
  • Naikkan ISO. Tapi, tentu, ISO yang tinggi akan mengakibatkan noise pada fotomu.
Pakailah angka tengah. Ini sama dengan sweet spot pada bukaan aperture, angka terbaik untuk mendapatkan gambar tertajam ada di bagian tengah lensa atau sekitar 35mm. Ini juga jarak yang bagus untuk membuat portrait yang indah. Pada jarak 35mm, atau setara dengan 52mm pada sensor .5 atau .6, pembesaran yang dihasilkan lensa paling sedikit memberikan “gangguan” gambar terutama pada garis-garis lurus.
Tidak perlu kuatir tentang membeli lensa yang lebih mahal kalau saat ini kamu sudah punya kit lens. Manfaatkan dulu karena sekarang kamu sudah tahu bagaimana memaksimalkannya.

Mengenal Jenis - Jenis Lensa Dan Kegunaannya

Mengenal Jenis - Jenis Lensa Dan Kegunaannya



Seperti yang kamu mungkin sering dengar di televisi akhir-akhir ini; lensa adalah kekuatan kamera SLR. Ada banyak sekali jenis lensa di dunia fotografi dengan kegunaan, kelebihan, dan kekurangannya masing-masing. Untuk kamu yang mungkin belum begitu paham, berikut daftarnya:
Fisheye: Tidak ada manfaat spesifik, kecuali memberikan efek mata ikan. Baca juga penjelasan lebih spesifiknya di artikel yang ini.
Ultra-wide rectilinear, lebih lebar dari 19mm: Biasanya untuk memotret interior, dengan ruang terbatas tapi dibutuhkan pandangan menyeluruh di dalam sebuah ruangan.
Ultra-wide-angle (19, 20, 21, atau 24mm): Satu dari empat atau lima lensa penting untuk profesional, sangat berguna untuk seniman dan pemula yang sudah mengenal dasar fotografi. Digunakan untuk landscape, interior, street photography, foto massa, dan sebagainya. Masih jarang orang menggunakan lensa ukuran ini untuk fotografi sehari-hari.
Ultra-wide-angle zoom (lebar ujungnya 20mm atau lebih lebar): Berguna jika seorang fotografer mau membawa sebuah lensa berat dan bukannya tiga yang lebih ringan, atau mereka yang menyukai efek flare. Kadang berpasangan dengan lensa zoom 80-200mm sebagai dua lensa penting profesional.
Wide angle: Sekarang lensa ukuran 24mm lebih sering digantikan oleh 20mm dan lensa 35mm telah menjadi focal length yang dianggap normal, sehingga diantara keduanya hadirlah focal length fixed yaitu 28mm. Berguna untuk melakukan pemotretan apapun (terutama untuk street photography, art, photojournalism, dan portret lingkungan) dimana tampilan lebar dibutuhkan.
Shift: Untuk memotret bangunan. Memperbaiki lengkungan pada garis yang diakibatkan oleh masalah perspektif.
Tilt shift: sama dengan lensa shift, sekarang biasanya digunakan untuk memberi efek miniatur, juga untuk memotret landscape dengan porsi foreground yang banyak.
Zoom 28-200mm untuk segala keperluan: jarang dipakai karena range focal-nya yang terlalu lebar sehingga tidak bisa menghasilkan foto yang kualitasnya baik.
Lensa fixed normal (35mm): Ini adalah focal length yang paling mudah digunakan untuk memotret, tapi seringkali digantikan oleh lensa zoom. Sering digunakan untuk street photography.
Normal/standard (50mm): Berguna untuk memotret jarak dekat. Bagus untuk belajar disiplin bagi mereka yang sudah terbiasa menggunakan lensa zoom. Jika digunakan oleh mereka yang ahli, bisa menghasilkan foto serupa wide angle juga telephoto.
Macro/micro: Untuk memotret bunga, serangga, bola mata, bulu mata, barang-barang kecil, sarang laba-laba yang dihiasi embun, dan semacamnya. Lensa hobi yang sangat populer, karena fotografer makro adalah salah satu tipe fotografer paling antusias yang seringnya memotret hal-hal menyenangkan.
Normal super cepat (f/2, f/1.2): Digunakan oleh mereka yang suka depth of field yang sangat terbatas. Biasanya untuk membuat portrait, juga untuk mereka yang suka bokeh.
Zoom standard (35-70mm, 28-105mm, 35-135mm, dsb.): Digunakan untuk memotret dibawah cahaya terang – biasanya snapshot, pemandangan, mobil, foto perjalanan, foto-foto underexposedm dan foto yang meledak karena flash dari kamera. Berguna untuk foto-foto yang sangat umum.
Lensa fixed 135mm: Jarang digunakan atau dimiliki. Umumnya hanya menjadi lensa standard 35mm jika digunakan pada kamera rangefinder.
Zoom medium cepat: Untuk profesional, ini adalah lensa sehari-hari. Untuk pemula, jarang digunakan. Sangat mahal, besar, dan berat tapi kualitasnya setara lensa fixed yang lebih murah.
Short tele (75, 77, 80, 85, 90, 100, atau 105mm): Untuk portrait, landscape ketat, foto wajah, beauty dan fashion. Biasanya kit lens yang datang bersama body camera juga dalah zoom standard seperti ini.
Lensa fixed lambat 180mm atau 200mm: Ringan dan mudah dibawa.
Telephoto zoom standard (70 atau 80 atau 180, 200, atau 210): Baik itu cepat atau lambar, lensa ini bagus untuk kebanyakan fotografer, pro maupun pemula. Digunakan untuk segala jenis action, aktivitas, fashion, portrait, foto wajah, reportase, olahraga, wildlife, landscape dan alam. Bisa mencakup range telephoto yang dibutuhkan kebanyakan fotografer – setidaknya sampai mereka mulai tertarik untuk memotret burung.
300mm cepat: Untuk fashion, katalog, fashion show, olahraga, alam, pertunjukan pesawat terbang. Lensa yang penting untuk profesional, juga untuk fotografer alam. Agak sulit digunakan oleh pemula kecuali untuk memotret serangga.
400mm: Serangga, olahraga, dan burung. Juga untuk memotret pertandingan sepak bola dengan fokus pada pemain secara individu.
500mm: Serangga dan burung.
600mm: Serangga.

Memahami Dasar Ukuran Lensa Kamera DSLR

Memahami Dasar Ukuran Lensa Kamera DSLR


Lensa dibuat dengan berbagai ukuran yang menentukan focal length. Semakin panjang focal length-nya, semakin sempit view-nya tapi semakin dekat dengan objek. Semakin pendek, semakin lebar pandangan yang kita dapat tapi objek akan tampak jauh dalam foto.
Lensa standar disebut lensa prime atau fix dan tidak memiliki fasilitas zoom. Ini berarti satu lensa hanya satu ukuran focal length. Biasanya ia menghasilkan gambar yang lebih tajam dibandingkan lensa zoom. Jika kamu menggunakan prime lens, satu-satunya cara untuk mendekat dan menjauhi objek hanya dengan bergerak. Prime lens ada dalam beberapa ukuran, yaitu 24mm, 35mm, 50mm, 85mm, 100mm, 135mm, 200mm, 500mm, and 1000mm. Lensa ukuran 50mm menghasilkan gambar paling tajam pada bukaan aperture terbesar.
Beberapa lensa yang – memang – mahal, bisa memberikan hasil yang dramatis pada foto yang kamu ambil, misalnya lensa zoom 70-200mm f/2.8 yang bisa menghasilkan foto hampir tampak 3 dimensi. Biasanya digunakan untuk foto-foto makro yang menonjolkan detil kecil.
Crowd
foto yang diambil menggunakan lensa zoom 70-200mm f/2.8 oleh Riesling Dream
Ada juga wide-angle lens yang bisa memberikan pandangan lebar dari kiri ke kanan seperti lensa ukuran 17-40mm f/4.0 sehingga memberikan kesan luas dan lega. Biasanya digunakan untuk memotret landscape.
Molo a Pietra
landscape yang dipotret menggunakan wide angle lens oleh Pietro Omar
Seperti yang sudah pernah kita ulas dalam artikel tentang aperture, angka f atau f/stops akan menentukan juga kecepatan lensa. Semakin kecil angkanya, semakin cepat. Lensa dengan angka f/stops kecil harganya lebih mahal, ukurannya lebih panjang, dan lebih berat karena ia menggunakan banyak kaca untuk mengatur cahaya di dalamnya. Ia bisa memotret lebih baik dengan cahaya rendah dan menghasilkan DoF yang sempit. Lensa zoom yang cepat ada pada ukuran f/stops terkecil 2.8, sementara zoom yang lambat ukuran f/stops terkecilnya 5.6. Lensa fixed yang cepat angka f/stops terkecilnya 1.4 dan 2, sementara yang lambat adalah f/2.8 atau f/4.
Kit lens, atau lensa yang biasanya datang satu paket dengan kamera, adalah lensa zoom dengan range 18-55mm yang termasuk lensa lambat. Jika sudah cukup mengenal dasar-dasar memotret, mungkin kamu ingin mencoba lensa fixed 50mm yang hasilnya bagus tapi harganya terjangkau. Setelah beberapa lama, mungkin kamu akan ingin menabung untuk membeli lensa yang lebih panjang, atau mungkin lensa wide angle sesuai keperluan memotretmu. Mungkin juga kamu harus coba terus menerus memakai satu lensa dalam waktu yang lama sampai kamu benar-benar memahami fungsinya dan mengenal “sweet spot”-nya untk menghasilkan foto terbaik.
Terlepas dari semua ukuran lensa diatas, orang di balik lensa yang lebih menentukan hasil akhir dari foto-foto yang akan dibuat. Fotografer yang tidak bisa memotret tetap akan menghasilkan foto yang buruk meskipun lensanya super canggih.

Tuesday 8 December 2015

10 Pengetahuan Dasar Untuk Fotografer Pemula



Fotografi bukanlah soal bagaimana cara anda menekan tombol shutter. Fotografi juga membutuhkan jiwa seni yang tergolong rumit. Ia bukan hanya sekedar hobi melainkan rasa, dan inovasi karya yang selalu berkembang.
Anda membeli sebuah kamera kompak / DLSR yang harganya jauh lebih mahal dari kamera biasa hanya untuk sekedar jepret sana sini tapi tak mau mengembangkan keahlian, saya pikir hal itu hanyalah pemborosan isi kantong anda saja. Jika untuk sekedar berfoto ria lebih baik menggunakan kamera biasa seperti kamera ponsel atau kamera saku. Tapi saya yakin kalau Anda berada di blog ini karena ingin mengetahui lebih lanjut tentang fotografi.
Belajar fotografi sebaiknya step by step. Jangan terlalu cepat melangkah ke tahap yang sulit jika tak tahu dasarnya dimulai dari mana. Karena itu hanya akan membuat Anda bertanya-tanya, bingung, dan akhirnya Anda akan kembali lagi ke tahap awal.
Disini saya telah menulis beberapa tutorial dasar fotografi yang sangat penting dipelajari oleh para pemula. Dan saya yakin para ahli lainnya juga akan merekomendasikan ilmu yang sama. Berikut beberapa pengetahuan dasar fotografi yang perlu Anda pelajari: 
1. Mengenal Kamera
Rekomendasi pertama adalah mengenal bagian-bagian penting kamera dan juga fitur serta kemampuan kamera Anda. Sebagai fotografer sudah seharusnya Anda menyatu dengan kamera Anda. Kenali dan pelajari fungsi dari tiap-tiap tombol yang tersebar di kamera Anda. Silahkan baca di sini untuk mengetahui bagian-bagian pada kamera beserta fungsinya.
2. Cara Menekan Tombol Shutter
Tombol shutter adalah tombol yang Anda tekan untuk mengambil gambar (memotret). Cara menekan tombol shutter pada kamera DSLR berbeda dengan cara menekan tombol shutter pada kamera ponsel, saku (pocket) atau sekelasnya. Silahkan baca di sini untuk mengetahui cara yang benar menekan tombol shutter.
3. Mengenal Eksposur (Exposure)
Eksposur merupakan nyawa dari fotografi. Jadi, sangat direkomendasikan untuk Anda mengetahui dan menguasai apa saja yang berhubungan dengan eksposur ini. Baca di sini untuk mengenal apa itu eksposur.
4. Mengenal Segitiga Eksposur (Exposure Triangle)
Eksposur dibentuk oleh 3 elemen / pengaturan yang disebut segitiga eksposur. Sedangkan 3 elemen tersebut adalah:

1.            Shutter speed 
2.            Aperture / difragma
3.            ISO 
Setelah menguasai eksposur dan segitiga eksposur Anda bisa melakukan percobaan / praktek dengan menggunakan anda.
5. Tentang Lensa
Kamera terbagi dua yaitu bodi (gear) dan lensa yang dihubungkan ke bodi kamera. Dan berikut artikel yang membahas tentang lensa:

·                     Mengenal jenis-jenis lensa
·                     Penjelasan kode pada lensa
·                     Cara menggunakan fokus pada lensa

6. Teknik Pengambilan Gambar (Type of Shot)
Ada cara yang benar yang diberlakukan sesuai kaidah fotografi untuk bagaimana cara mengambil gambar yang benar. Aturan ini disebut Teknik Pengambilan Gambar (Type of Shot).
7. Mengenal Sudut Pandang (Angle)
Selain teknik pengambilan gambar, sangat direkomendasikan juga untuk Anda mengetahui macam-macam sudut pandang (angle).
8. Tentang Fokus
Terbentukya fokus ini didukung oleh berapa hal. Anda perlu mengetahui apa saja yang berhubungan dengan fokus.

·                     Cara menggunakan fokus pada lensa
·                     Cara mengatur AF Point atau titik area fokus
·                     Mengenal DOF atau Depth of Field

9. Settingan Kamera dan Teknik Motret
Ada beberapa settingan kamera yang perlu Anda kuasai dan ini berhubungan erat dengan hasil pemotretan atau kata lain mendukung hasil foto dan kreasi Anda. Selain itu, perlu juga untuk Anda mengetahui beberap teknik dasar yang dibutuhkan dalam pemotretan.

·                     Mengenal Light Meter dan fungsinya
·                     Mengenal macam-macam jenis shooting pada Drive Mode
·                     Mengenal White Balance (WB) dan cara penggunannya
·                     Mengenal Picture Style dan cara menggunakannya
·                     Mengenal Rule of Thirds atau aturan pertiga

10. Mengenal Genre Fotografi
Seperti seni lainya yang memiliki banyak aliran (genre), maka fotografi juga memiliki banyak aliran fotografi. Ada beberapa genre fotografi yang umum dan populer yang perlu Anda ketahui.

Sekali lagi saya ingatkan untuk belajar secara bertahap. Terus lakukan uji coba dan bermainlah dengan kamera Anda. 


Mengenal Eksposur Pada Kamera DSLR





Eksposur (exposure) secara bebas disebut juga pencahayaan. Eksposur merupakan inti dalam fotografi yang juga memainkan peran utama dalam menentukan baik atau buruknya kualitas foto Anda.

Pada kamera SLR telah disediakan beberapa pilihan eksposur yang bekerja secara auto untuk keperluan tertentu seperti memotret olahraga, kebang api, closeup, dll. Semua pilihan tersebut secara umum disebut juga mode pemotretan.
Namun sayangnya eksposur auto hanya bekerja sesuai kehendak program, bukan sesuai kemauan Anda. Maka terkadang hasil foto menggunakan eksposur auto berbeda dengan yang Anda harapkan. Oleh sebab itu, sejatinya eksposur yang lebih baik itu adalah yang dibentuk secara manual sesuai keinginan Anda. 
Pada artikel ini kita akan mengenal dasar eksposur agar nantinya Anda bisa dengan mudah menggunakan eksposur secara manual.
Eksposur terbentuk dari 3 pengaturan utama yaitu:
1. Shutter Speed

Saat Anda menekan tombol shutter untuk memotret, maka tirai rana akan terbuka lalu menutup kembali dengan rentang waktu tertentu. Nah! Lamanya waktu tirai rana itu terbuka lalu menutup kembali itulah yang disebut shutter speed. Perhatikan gambar di bawah ini:

Anda bisa mengatur rentang waktu (shutter speed) tersebut secara manual sesuai keinginan Anda.
2. Aperture / Diafragma

Bila pada shutter speed mengenai rentang waktu terbukanya tirai rana, maka pada aperture / diafragma adalah besar kecilnya bukaan pada lensa. Untuk mengetahui seperti apa bentuk bukaan lensa tersebut silahkan lihat gambar di bawah ini:


3. ISO

ISO adalah ukuran seberapa sensitif sensor kamera terhadap cahaya. Simpelnya agar mudah Anda pahami bahwa ISO adalah pengaturan untuk menentukan tinggi rendahnya pencahayaanpada hasil foto Anda.

Ketiga pengaturan di atas dikenal sebagai segitiga eksposur (exposure triangle). Ketiganya saling berkaitan dan hasil kolaborasi dari ketiga pengaturan tersebut itulah yang menciptakan sebuah eksposur / pencahayaan. 

Lantas bagaimana ketiga pengaturan tersebut bekerja dan membentuk sebuah eksposur?

Seperti yang saya jelaskan di atas tentang shutter speed, bahwa tirai rana akan terbuka dan menutup saat Anda memotret. Nah! Pada saat tirai rana itu terbuka, sensor akan melakukan pengambilan gambar dan di saat yang bersamaan pula cahaya yang menentukan terang dan gelapnya hasil foto Anda juga ikut masuk melalui tirai tersebut.

Jadi, semakin lama waktu tirai itu terbuka (shutter speed lambat) maka semakin besar peluang cahaya masuk, dan hasilnya foto Anda akan semakin terang. Seperti itulah cara kerja shutter speed.

Kemudian untuk cara kerja aperture yaitu semakin besar pembukaan pada lensa maka semakin banyak pula cahaya yang masuk, dan hasilnya foto Anda juga akan terang. 

Oleh sebab itu shutter speed dan aperture harus seimbang dan bekerjasama sesuai kondisi cahaya di tempat Anda memotret.

Lalu bagaimana dengan ISO?

Tidak selalunya Anda berhadapan dengan kondisi cahaya yang cukup terang. Akan ada saat di mana Anda memotret pada situasi yang minim cahaya seperti dalam ruangan atau di malam hari. Pada kondisi seperti itu Anda membutuhkan pengaturan dukungan dari ISO untuk memaksimalkan kualitas cahaya pada foto Anda.

Mudahkan? Anda harus bisa memahami cara kerja eksposur secara manual agar tidak selalu bergantung pada mode auto.


Cara Menekan Tombol Shutter Yang Baik dan Benar

Tombol shutter adalah tombol yang Anda pencet ketika memotret. Bagi yang pertama kali menggunakan kamera biasanya belum tahu cara menekan tombol ini dengan benar. Nah! Kalau memang Anda masih pemula sebaiknya simak artikel ini sampai selesai. Tapi bila Anda seorang yang "pro" mungkin tutorial ini bukan kelas Anda. hehe..

Ada aturan dan tata cara yang diberlakukan untuk menekan tombol shutter pada kamera. Dan saya akan memberikan petunjuk penggunaannya dalam dua metode.

A. Menekan Tombol Shutter Dengan Auto Focus (AF)
1.    Siapkan kamera Anda dan nyalakan sekarang. Cari tombol fokus pada lensa kamera Anda. Tombol ini terdiri dari dua mode yaitu Auto Focus (AF) dan Manual Focus (MF).Kalau sudah ketemu maka aktifkan ke mode AF. 
2.       Arahkan kamera pada salah satu objek di sekitar Anda (terserah objeknya apa). 
3.   Tekan separuh tombol shutter (perhatikan gambar di atas) dan tahan dalam posisi itu (tapi jangan tekan penuh ya). Fokus akan bekerja secara automatis untuk mengunci objek. 
4.     Perhatikan layar viewfinder Anda, ketika objek terkunci maka ditandai dengan kedipan warna merah pada titik fokus. Kalau Anda melihat titik fokusnya memberi isyarat kedipan warna merah maka berarti objek telah terkunci alias sudah fokus. 
5.    Selanjutnya tekan penuh / full tombol shutter dan tralaa... Kamera melakukan pengambilan gambar. Perhatikan hasil foto Anda, kalau belum fokus maka ulangi lagi cara di atas sampai Anda bisa, lalu silahkan Anda melangkah ke metode kedua.

B. Menekan Tombol Shutter Dengan Manual Focus (MF)
1.      Ubah kembali tombol fokus ke mode MF. Lupa caranya? Baca kembali cara pertama di atas.
2.      Arahkan kamera untuk membidik salah satu objek di sekitar Anda.
3.      Sama seperti sebelumnya, tekan separuh tombol shutter dan tahan pada posisi itu.
4.    Karena ini manual focus maka untuk mengunci objek Anda harus melakukannya dengan cara manual. Putar ring fokusnya (ringnya ada di body lensa). Putar ke kiri atau ke kanan, terserah Anda. Karena saya tidak tahu jenis kamera apa yang Anda gunakan.
5.   Putar perlahan sampai ketemu titik fokusnya. Sama seperti cara di atas, akan ada isyarat kedipan warna merah di layar viewfinder.
6.      Kalau sudah terkunci objeknya, maka tekan penuh tombol shutter untuk mengambil gambar.
7.      Ulangi terus cara di atas sampai Anda bisa.

Untuk pertama kalinya mungkin akan terasa kaku, tapi jika terus dilatih maka Anda akan terbiasa.